Rabu, 17 Desember 2008

IBU

Puisi untuk Ibu

by namora

Meskipun dirimu manusia biasa
bagiku engkaulah malaikatku
yang tak pernah lelah
membimbingku

ibu, maafkanlah aku
yang dulu sering tidak memahamimu
yang kadang meremehkanmu

ibu engkaulah suwargo katon itu
tak pernah terlambat memberi kedamaian
semoga kau bahagia selalu
semoga aku dapat membahagiakanmu

ibu, hari ini kami memperingatimu
ibu, “selamat hari ibu”
terimalah salamku
dari anakmu


IBU…
Theme Song : “Raihan - Odei Anak”

Perih dan pilu ketika kau mengandungku
Meregang, mengerang ketika kau melahirkanku
Tapi ada seyum tulus di wajahmu
Seyum bahagia atas lahirnya anak tercinta
Merah merona bagai mawar di taman syurga

Belai kasihmu
Lembut, membuat reda tangisku
Nina bobomu
Merdu, membuat pulas lelapku
Seyum tulusmu bersinar
laksana embun terpaan mentari
Canda tawamu
Ah..itu, geli aku mengingatnya

Ibu…
Tak ada sesal di hatimu
Ketika kau belikan aku mainan dari uang dapurmu
Tak ada kesal di hatimu
Ketika kau bangun karena tangisku di tengah malammu
Karena aku adalah buah hatimu
aku adalah cintamu
aku adalah harapanmu

Ibu…
Kaulah yang melindungiku dari kemarahan ayah yang menggebu
Kaulah yang menahan malu ketika meminjam uang untuk biaya hidupku
Tapi apa balasanku ibu…
Kausuruhpun aku tak mau
Permintaanmu kuanggap angin lalu
Berjuta alasan aku ungkapkan
Bahkan bentakan pernah pula aku lakukan

Ibu…
Kasih sayang tulusmu
Kubalas dengan cinta pada orang yang kuanggap ‘lucu’
Kala kau menangis tersedu
Kubalas dengan kepergianku, meninggalkanmu

Lalu..
Pantaskah aku disebut anak sholeh, ibu..
Pantaskah aku disebut anak berbakti, ibu..
Pantaskah….
Ya Allah… apakah hati ini sudah membatu
Apakah diri ini sudah tak lagi malu
Sampai-sampai kuhinakan ibu kandungku

Ya Allah, Astagfirullah…
Bukankah syurga di bawah telapak kaki ibu
Bukankah dia yang pertama kali harus kucinta setelah Engkau dan rasulMu
Maafkanlah diriku ibu
Maafkanlah anakmu yang durhaka ini
Ingin rasanya kucium tanganmu ibu
Ingin rasanya kupeluk dirimu
Dan kubisikkan di telingamu
“Aku sayang padamu ibu….”

Ya Allah…
Izinkanlah aku berbakti pada ibuku
Walau cuma sekali dalam hidupku
Sebelum kau pisahkan aku dengan ibuku…

Rabu, 19 November 2008

SQL (STRUCTURAL QUERY LANGUAGE)

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen datanya.

Sejarah

Sejarah SQL dimulai dari artikel seorang peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language).

Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional berbasis bahasa SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalahan hukum mengenai penamaan SEQUEL, IBM pun mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R.

Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data.

Standarisasi

Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai dengan dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86.Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92.

Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki dialek masing-masing.

Pemakaian dasar

Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data Manipulation Language (DML). Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap sistem manajemen basis data (SMBD)[1], namun secara umum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar yang ditetapkan ANSI. Artikel ini akan menggunakan bentuk paling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan SMBD.

Data Definition Language

DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah CREATE untuk membuat objek baru, USE untuk menggunakan objek, ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada, dan DROP untuk menghapus objek. DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.


CREATE

CREATE digunakan untuk membuat basis data maupun objek-objek basis data. SQL yang umum digunakan adalah:

CREATE DATABASE nama_basis_data 

CREATE DATABASE membuat sebuah basis data baru.

CREATE TABLE nama_tabel 

CREATE TABLE membuat tabel baru pada basis data yang sedang aktif. Secara umum, perintah ini memiliki bentuk

CREATE TABLE [nama_tabel]
(
nama_field1 tipe_data [constraints][,
nama_field2 tipe_data,
...]
)

atau

CREATE TABLE [nama_tabel]
(
nama_field1 tipe_data [,
nama_field2 tipe_data,
...]
[CONSTRAINT nama_field constraints]
)

dengan:

nama_field adalah nama kolom (field) yang akan dibuat. Beberapa sistem manajemen basis data mengizinkan penggunaan spasi dan karakter nonhuruf pada nama kolom.

tipe_data tergantung implementasi sistem manajemen basis data. Misalnya, pada MySQL, tipe data dapat berupa VARCHAR, TEXT, BLOB, ENUM, dan sebagainya.

constraints adalah batasan-batasan yang diberikan untuk tiap kolom. Ini juga tergantung implementasi sistem manajemen basis data, misalnya NOT NULL, UNIQUE, dan sebagainya. Ini dapat digunakan untuk mendefinisikan kunci primer (primary key) dan kunci asing (foreign key).

Satu tabel boleh tidak memiliki kunci primer sama sekali, namun sangat disarankan mendefinisikan paling tidak satu kolom sebagai kunci primer.

Contoh:

CREATE TABLE user
(
username VARCHAR(30) CONSTRAINT PRIMARY KEY,
passwd VARCHAR(20) NOT NULL,
tanggal_lahir DATETIME
);

akan membuat tabel user seperti berikut:

username passwd tanggal_lahir

Data Manipulation Language

DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam suatu tabel. Perintah yang umum dilakukan adalah:

  • SELECT untuk menampilkan data
  • INSERT untuk menambahkan data baru
  • UPDATE untuk mengubah data yang sudah ada
  • DELETE untuk menghapus data

SELECT

SELECT adalah perintah yang paling sering digunakan pada SQL, sehingga terkadang istilah query dirujukkan pada perintah SELECT. SELECT digunakan untuk menampilkan data dari satu atau lebih tabel, biasanya dalam sebuah basis data yang sama. Secara umum, perintah SELECT memiliki bentuk lengkap:

SELECT [nama_tabel|alias.]nama_field1 [AS alias1] [, nama_field2, ...]
FROM nama_tabel1 [AS alias1] [INNER|LEFT|RIGHT JOIN tabel2 ON kondisi_penghubung]
[, nama_tabel3 [AS alias3], ...]
[WHERE kondisi]
[ORDER BY nama_field1 [ASC|DESC][, nama_field2 [ASC|DESC], ...]]
[GROUP BY nama_field1[, nama_field2, ...]]
[HAVING kondisi_aggregat]

dengan:

  • kondisi adalah syarat yang harus dipenuhi suatu data agar ditampilkan.
  • kondisi_aggregat adalah syarat khusus untuk fungsi aggregat.

Kondisi dapat dihubungkan dengan operator logika, misalnya AND, OR, dan sebagainya.

Contoh:

Diasumsikan terdapat tabel user yang berisi data sebagai berikut.

username passwd tanggal_lahir jml_transaksi total_transaksi
Aris 6487AD5EF 09-09-1987 6 10.000
Budi 97AD4erD 01-01-1994 0 0
Charlie 548794654 06-12-1965 24 312.150
Daniel FLKH947HF 24-04-1980 3 0
Erik 94RER54 17-08-1945 34 50.000

Contoh 1: Tampilkan seluruh data.

SELECT *
FROM user

Contoh 2: Tampilkan pengguna yang tidak pernah bertransaksi.

SELECT *
FROM user
WHERE total_transaksi = 0

Contoh 3: Tampilkan username pengguna yang bertransaksi kurang dari 10 dan nilainya lebih dari 1.000.

SELECT username
FROM user
WHERE jml_transakai <> 1000

Contoh 4: Tampilkan total nominal transaksi yang sudah terjadi.

SELECT SUM(total_transaksi) AS total_nominal_transaksi
FROM user

Contoh 5: Tampilkan seluruh data diurutkan berdasarkan jumlah transaksi terbesar ke terkecil.

SELECT *
FROM user
ORDER BY jml_transaksi DESC

Fungsi aggregat

Beberapa SMBD memiliki fungsi aggregat, yaitu fungsi-fungsi khusus yang melibatkan sekelompok data (aggregat). Secara umum fungsi aggregat adalah:

  • SUM untuk menghitung total nominal data
  • COUNT untuk menghitung jumlah kemunculan data
  • AVG untuk menghitung rata-rata sekelompok data
  • MAX dan MIN untuk mendapatkan nilai maksimum/minimum dari sekelompok data.

Fungsi aggregat digunakan pada bagian SELECT. Syarat untuk fungsi aggregat diletakkan pada bagian HAVING, bukan WHERE.

Subquery

Ada kalanya query dapat menjadi kompleks, terutama jika melibatkan lebih dari satu tabel dan/atau fungsi aggregat. Beberapa SMBD mengizinkan penggunaan subquery. Contoh:

Tampilkan username pengguna yang memiliki jumlah transaksi terbesar.

SELECT username
FROM user
WHERE jml_transaksi =
(
SELECT MAX(jml_transaksi)
FROM user
)

INSERT

Untuk menyimpan data dalam tabel dipergunakan sintaks:

INSERT INTO [NAMA_TABLE] ([DAFTAR_FIELD]) VALUES ([DAFTAR_NILAI])

Contoh:

INSERT INTO TEST (NAMA, ALAMAT, PASSWORD) VALUES ('test', 'alamat', 'pass');

UPDATE

Untuk mengubah data menggunakan sintaks:

UPDATE [NAMA_TABLE] SET [NAMA_KOLOM]=[NILAI] WHERE [KONDISI]

Contoh:

UPDATE Msuser set password="123456" where username="abc"

DELETE

Untuk menghapus data dipergunakan sintaks:

DELETE FROM [NAMA_TABLE] [KONDISI]

Contoh:

DELETE FROM TEST WHERE NAMA='test';


Kamis, 13 November 2008

PRODUKTIF X

Install java
sudo apt-get install sun-java6-jdk
catt:
“Untuk mengecek apa sudah terinstall atau belum ketikan aja perintah dibawah ini:
dpkg –get-selections | grep sun-java

Install apache tomcat
a. wget http://apache.hoxt.com/tomcat/tomcat-6/v6.0.14/bin/apache-tomcat-6.0.14.tar.gz
b. tar xvzf apache-tomcat-6.0.14.tar.gz
c. sudo mv apache-tomcat-6.0.14 /usr/local/tomcat
d. gedit ~/.bashrc
e. export JAVA_HOME=/usr/lib/jvm/java-6-sun(simpan di paling bawah setelah itu save lalu close)
f. sudo gedit /etc/init.d/tomcat


g. #Tomcat auto-start

#
#description: Auto-starts tomcat
#processname: tomcat
#pidfile: /var/run/tomcat.pid

export JAVA_HOME =/usr/lib/jvm/java-6-sun

case $1 in
start)
sh /usr/local/tomcat/bin/startup.sh
;;
stop)
sh /usr/local/tomcat/bin/shutdown.sh
;;
restart)
sh /usr/local/tomcat/bin/shutdown.sh
sh /usr/local/tomcat/bin/startup.sh
;;
esac
exit ()

ket:
“perintah ini dicopykan setelah itu save lalu close”

h. sudo chmod 755 /etc/init.d/tomcat
I. sudo ln -s /etc/init.d/tomcat/rc1.d/K99tomcat
j. sudo ln -s /etc/init.d/tomcat/rc2.d/S99tomcat

catt:
“Untuk mengecek apa sudah terinstall atau belum ketikan aja perintah dibawah ini:
sh /usr/local/tomcat/bin/startup.sh”

Install mysql server & mysql client
sudo apt-get install mysql-server mysql-client

Install netbeans5.5
sudo apt-get install netbeans5.5

Install flash player(macromedia flash)plug-inuntuk mozilla firefox

sudo apt-get install flashplugin-nonfree

cara mengupdate
sudo apt-get update

Baca selengkapnya......

Rabu, 29 Oktober 2008

basis data

BASIS DATA

Beberapa definisi basis data :

- Chou mendefinisikan basis data sebagai kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tatacara yang khusus.

- Fabbri dan Schwab : Basis data, adalah sistem berkas terpadu yang dirangcang terutama untuk meminimalkan pengulangan data.

- Date : Basis data dapat dianggaop sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi.

Basis data tidak hanya sekedar kumpulan berkas (tabel), tetapi juga mencakup hal-hal lain, seperti hubungan antar tabel, view (tabel yang bersifat logis, yang merupakan paduan sejumlah medan milik sejumlah tabel), dan bahkan kode yang disebut prosedur tersimpan.

SEJARAH KEMUNCULAN BASIS DATA

- Sistem Pemrosesan manual ( berbasis kertas)

Sistem pemrosesan manual merupakan bentuk pemrosesan yang menggunakan dasar berupa setumpuk rekaman yang disimpan pada rak-rak berkas. Jika sesuatu berkas diperlukan , berkas tersebut harus dicari pada rak-rak tersebut.

- Sistem pemrosesan Berkas

Sistem pemrosesan berkas merupakan sekelompok rekaman di simpan pada sejumlah berkas pada sejumlah berkas secara terpisah.

Kelemahan sistem ini :

- Kemubaziran data

- Keterbatasan berbagi data

- Ketidakonsistenan dan kurangnya integritas, serta

- Ketidakluwesan (terutama dalam hal pengembangan dan perubahan)

Sumber : Abdul Kadir, Hal. 7 - 13,Konsep & Tuntunan Praktis BASIS DATA, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2001

basis data

BASIS DATA

Beberapa definisi basis data :

- Chou mendefinisikan basis data sebagai kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tatacara yang khusus.

- Fabbri dan Schwab : Basis data, adalah sistem berkas terpadu yang dirangcang terutama untuk meminimalkan pengulangan data.

- Date : Basis data dapat dianggaop sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi.

Basis data tidak hanya sekedar kumpulan berkas (tabel), tetapi juga mencakup hal-hal lain, seperti hubungan antar tabel, view (tabel yang bersifat logis, yang merupakan paduan sejumlah medan milik sejumlah tabel), dan bahkan kode yang disebut prosedur tersimpan.

SEJARAH KEMUNCULAN BASIS DATA

- Sistem Pemrosesan manual ( berbasis kertas)

Sistem pemrosesan manual merupakan bentuk pemrosesan yang menggunakan dasar berupa setumpuk rekaman yang disimpan pada rak-rak berkas. Jika sesuatu berkas diperlukan , berkas tersebut harus dicari pada rak-rak tersebut.

- Sistem pemrosesan Berkas

Sistem pemrosesan berkas merupakan sekelompok rekaman di simpan pada sejumlah berkas pada sejumlah berkas secara terpisah.

Kelemahan sistem ini :

- Kemubaziran data

- Keterbatasan berbagi data

- Ketidakonsistenan dan kurangnya integritas, serta

- Ketidakluwesan (terutama dalam hal pengembangan dan perubahan)

Sumber : Abdul Kadir, Hal. 7 - 13,Konsep & Tuntunan Praktis BASIS DATA, Penerbit ANDI Yogyakarta, 2001

Jumat, 12 September 2008

ANALISIS SISTEM

Definisi Analisis Sistem
Menurut Yogiyanto (1995) analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Menurut Kristanto (2003) analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.
Menurut Yogiyanto (1995) analis sistem (analis informasi) adalah orang yang menganalis sistem (mempelajari masalah-masalahan yang timbul dan menentukan kebutuhan pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pemecahan permasalahan tersebut.
Menurut Kristanto (2003) analis sistem adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis sebuah sistem, memilih alternatif pemecahan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan komputer.

Peranan Analis Sistem
Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan cara mengamati proses input dan pengolahan data serta proses output informasi untuk membantu peningkatan proses organisasional. Dengan demikian, analis sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu :
1. Sebagai konsultan
2. Sebagai ahli pendukung
3. Sebagai agen perubahan

Tugas Analis Sistem
Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang analis sistem adalah :

1. mengumpulkan dan menganalisis semua dokumen, file, formulir yang digunakan pada sistem yang telah berjalan.
2. menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut dan melaporankan semua kekurangan tersebut kepada pemakai sistem.
3. merancang perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem baru.
4. menganalisis dan menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem yang baru dan memberikan argumen tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pemakian sistem yang baru tersebut.
5. mengawasi semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan sistem yang baru tersebut.

WANITA MUSLIMAH

wanita muslimah

gambar asli diambil dari chooseislam.files
Mengambil Hati Istri

5 May , 2008 in HIKMAH | Tags: HIKMAH, renungan, rumah tangga, suami istri | | No comments

Setelah pasang surut kehidupan rumah tangga, aku sekali lagi mencoba dan berusaha keras melakukan hal-hal yang barangkali dapat aku lakukan untuk “mengambil hati istriku”. Akhirnya (setelah browsing kesana kemari), ada beberapa hal yang menarik untuk direnungkan dan dilaksanakan sebagai seorang suami:

• Mempelajari dan memperhatikan apa yang disukai oleh istri.
• Memanggil istri dengan sebutan-sebutan indah / yang dia sukai.
• Mendengarkan dengan baik dan segenap perasaan ketika istri berbicara, terutama pembicaraan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dia hadapi dan berkeinginan untuk meminta pendapat serta pemikiran anda.
• Jagalah kebersihan badan. Hiasi dan perindah penampilan agar dikagumi oleh istri.
• Buatlah istri merasa terhormat dan dibanggakan dan keberadaannya dalam rumah adalah hal penting
• Selalu menyebutkan hal-hal yang baik tentang istri ketika berada di depan keluarganya ataupun keluarga anda, baik dia hadir saat itu atau tidak.
• Suami tak boleh egois dan harus pandai menjaga perasaan istrinya.

ilustrasi gambar diambil dari sini

Anakku (cerita imaginer ayah)

5 May , 2008 in HIKMAH | Tags: ayah, HIKMAH, ibu, kasih sayang, renungan | | No comments

Ayah Ibu kini telah tiada. Aku mencoba menggambarkan bagaimakah gerangan ayah dan ibu bercerita kepadaku tentang makna kasih sayang beliau kepadaku.

Ispirasi tulisan diambil dari website yang (maaf kepada pemilik aslinya) tertutup browsernya sebelum saya sempat manempatkan link di sini.

Nak, sebelum kamu lahir ke dunia, ayah dan ibu dalam kehidupan yang sangat sederhana. Dalam kesederhanaan itu, kami memohon kepada allah agar kami dikaruniai anak-anak yang sholih dan sholihah, taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, rajin beribadah dan belajar.

Kami banyak menysun rencana agar kelak saat kau lahir kami sudah siap menjadi orang tua yang arif dan bijaksana, mampu mendidikmu, membesarkannmu dan membuatmu menjadi orang berguna. Jika nanti anak kami kami putra, maka jadilah ia seperti Ali bin ’abi Thalib, jika lahir seorang putri, jadilah seperti Fatimah Az-Zahra.

Setelah tanda kehadiranmu mulai tampak, Ibu sering mual, muntah-muntah, sakit kepala dan sering mau pingsan, Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya, kami menjagamu sepenuh hati, serta senantiasa berharap, kelak kau lahir sebagai anak yang sehat, sempurna dan menyenangkan. Sejak dalam rahim, kami mencoba menanamkan kalimat-kalimat tauhid kepadamu dan berupaya mengenalkanmu kepada Sang Pencipta, dengan bacaan ayat-ayat suci-Nya, dengan senandung-senandung shalawat Nabi, dengan nasyid-nasyid yang membangkitkan semangat dawah dan rasa keimanan kepada Allah yang Esa.

Saat kau akan lahir, Ibu merasakan sakit yang amat sangat, seolah berada antara hidup dan mati, namun Ibu tidak mengeluh dan putus asa, karena bayangan kehadiranmu lebih Ibu rindukan dibanding dengan rasa sakit yang Ibu rasakan. Ibu tak henti-hentinya berdoa, memohon ampunan dan kekuatan kepada Allah. Ayahpun tidak tidur beberapa malam untuk memastikan kehadiranmu, menemani dan menguatkan Ibu, agar sanggup melahirkanmu dengan sempurna. Bacaan dzikir dan istighfar, mengiringi kelahiranmu.

Begitu kau lahir, sungguh rasa sakit yang amat sangat sudah terlupakan begitu saja. Setelah tangismu terdengar, seolah kebahagiaan hari itu hanya milik Ibu dan Ayah. Air mata yang tadinya hampir tak henti mengalir karena menahan sakit, berganti menjadi senyum bahagia menyambut kelahiranmu. Ibu dan Ayah bersyukur kepada Allah Swt, kemudian Ayah melantunkan bacaan adzan dan iqomat ditelingamu, agar kalimat yang pertama kali kau dengar adalah kalimat Tauhid yang harus kau yakini dan kau taati selama hidupmu.

Saat pertama kali kau isap air susu Ibu, Ibu merasakan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara. Ibu ingin memberikan semuanya kepadamu, agar kau segera tumbuh besar dan sehat. Ibu berupaya supaya ASI ini dapat mencukupi kebutuhanmu. Ibu berupaya untuk selalu dekat denganmu, dan selalu mengajakmu kemanapun Ibu pergi, supaya kapanpun kau lapar, Ibu selalu siaga memberikan air surgawi karunia Ilahi itu kepadamu. Ibu berusaha untuk selalu siap siaga menjagamu, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Saat malam sedang tidur lelap, Ibu akan terjaga bila kau tiba-tiba menangis karena popokmu basah atau karena kau lapar. Saat sedang makan dan kau buang air besar, Ibu dengan rela menghentikan makan dan mengganti popokmu dulu. Dan semuanya, Ibu lakukan dengan senang hati, tanpa rasa risih dan jijik.

Sejak kau masih dalam ayunan, Ibu senantiasa membacakan do’a dalam setiap kegiatan yang akan kau lakukan. Ibu bacakan do’a mau makan ketika kau hendak makan, doa mau tidur ketika kau mau tidur, dan doa apa saja yang harus kau tahu dan kau amalkan dalam kehidupan keseharianmu. Ibu bacakan selalu ayat kursi dan surat-surat pendek satu persatu setiap malam, dikala mengantarmu tidur, ayat-per ayat dan Ibu ulang berkali-kali hingga kau sanggup mengingatnya dengan baik, dengan harapan kau besar nanti menjadi penghafal Al Quran.

Ketika kau sudah mampu berbicara, subhanallah, tanpa kami duga, kau telah hafal berbagai macam doa dan beberapa surat pendek. Ibu bersyukur dan bangga kepadamu. Muncul harapan dalam hati ini, kelak kau tumbuh menjadi anak yang pintar dan rajin belajar. Tatkala kau mulai belajar sholat, dan usai sholat kau lantunkan doa untuk orang tua, walau dengan bacaan yang masih belum sempurna, bercucur air mata ibu karena kau telah mampu melafalkan doa itu. Timbul harapan dihati yang paling dalam, kelak hingga ketika Ibu dan Ayah tiada, kau tetap melantunkan doa itu, karena doamu akan memberikan kepada Ibu dan Ayah pahala yang tak henti-hentinya di yaumil-akhir. Kaulah asset masa depan bagi ayah dan ibu. Kau akan mampu menolong ayah dan ibu di yaumil-akhir nanti, bila kau menjadi anak yang sholih.

Nak, kehadiranmupun memberikan kepada Ibu dan Ayah pelajaran yang sangat berharga, kau mengingatkan kami tatkala masih sepertimu. Mengingatkan dengan lebih kuat lagi, betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakek nenekmu kepada kami, hingga Ibu dan Ayah tumbuh dewasa dan bahkan sampai menjadi orang tua seperti mereka. Ibu dan Ayah sangat menyayangimu, karena kami ingin kaupun menjadi anak yang penyayang terhadap sesama. Kami hampir selalu menyertakan kata sayang dibelakang namamu saat memanggilmu, supaya hatimu senang dan gembira bersama Ibu dan Ayah.

Saat kau memasuki usia sekolah, Ayah mengantarmu ke sekolah setiap pagi dan Ibu mendampingimu selalu hingga kau berani ditinggal di sekolah sendiri. Keperluan sekolahmu selalu kami upayakan, walau kadang harus dengan susah payah, agar kau bisa memperoleh pendidikan yang baik dan layak untuk kehidupanmu dimasa yang akan datang. Kami senantiasa berupaya membimbingmu untuk dapat melakukan segala sesuatu, agar saat besar nanti kau mampu melayani dirimu sendiri. Bila Ibu dan Ayah tidak mau melayanimu untuk hal-hal yang sudah dapat kau lakukan sendiri, itu bukan berarti kami tidak menyayangimu, tapi justru sebaliknya. Karena Ibu dan Ayah sayang sekali padamu, kau tidak boleh terlalu dimanjakan, hingga saat kau besar nanti, kau jadi anak yang mandiri dan serba bisa.

Maafkan Ibu dan Ayah bila sekali waktu (atau bahkan sering) memarahimu ketika kau membuat kesalahan yang berulang-ulang. Sungguh, sebenarnya Ibu dan Ayah tak ingin memarahimu, namun kamipun sadar bahwa kau harus tahu dan harus dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, agar saat kau dewasa dan telah bergaul dengan masyarakat umum nanti, kau bisa memilih untuk selalu melakukan yang haq dan meninggalkan yang bathil. Semoga kau tidak salah sangka. Kami senantiasa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah Yang Esa, yang Berkuasa dan Maha Agung, agar tidak salah langkah dalam mendidikmu.

Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a’yun wajalnaa lilmuttaqiina imaaman. Amiin

ilustrasi gambar diambil dari sini
Petunjuk Memilih Suami

24 April , 2008 in HIKMAH, TIPS KELUARGA | Tags: HIKMAH, memilih suami, nasehat, petunjuk, tips | | No comments

mohon ijin kepada penulis aslinya untuk dakwahnya di blog ini.

15 Petunjuk Memilih Suami
Oleh : Drs. M. Thalib

01. Beragama Islam
Allah berfirman dalam beberapa ayat berikut:
“…Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman”
(Q.S. An-Nisaa’ : 141)

“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui keimanan mereka. Jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-oarang kafir itu; dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka…”
(Q.S.Al-Mumtahanah : 10)

“…Mereka tiada henti-hentinya memerangi kamu sampaimereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
(Q.S. Al-Baqarah : 217)

“…Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan izin-Nya…”
(Q.S. Al-Baqarah : 221)

Penjelasan:
Menurut ahli Tafsir, ayat pertama dinyatakan sebagai suatu ketentuan melarang orang Islam mengangkat orang kafir menjadi pemimpinnya atau penguasanya. Termasuk dalam pengertian mengangkat orang kafir sebagai pemimpin atau penguasa adalah menjadikan laki-laki non-muslim sebagai suami bagi wanita muslim, karena suami memiliki kekuasaan terhadap istrinya.

Ayat kedua menerangkan bahwa kaum muslimin dilarang menyerahkan wanita muslim kepada laki-laki kafir, termasuk mengawinkan wanita muslim dengan laki-laki non-muslim.

Ayat ketiga menjelaskan bahwa orang-orang kafir baik yang beragama Yahudi, Nasrani, maupun yang lain, selalu berusaha untuk menghancurkan agama Islam dan mengembalikan orang-orang yang beragama Islam kepada kekafiran. Oleh karena itu, untuk mencegah agar wanita-wanita muslim tidak menjadi sasaran usaha pemurtadan oleh orang-orang non-muslim, kaum muslimin dilarang mengawinkan wanita-wanita muslim dengan laki-laki kafir, apapun agamanya.

Ayat keempat melarang kaum muslimin umumnya, dan wali atau orang tua dari perempuan-perempuan muslim khususnya, untuk mengawinkan para perempuan ini dengan laki-laki musyrik atau kafir.

Ketentuan-ketentuan di atas dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada kaum perempuan muslim agar mereka tidak menjadi obyek bagi musuh-musuh islam dalam usahanya melemahkan kaum muslimin dan menghancurkan Islam dari pemerkuaan bumi ini.

Perkawinan merupakan jalan bagi orang-orang kafir untuk memaksakan kehendaknya dengan leluasa terhadap keluarga agar mengikuti agama mereka.

Hal ini bisa terjadi sebab suami oleh Islam ditempatkan sebagai pemimpin dan penguasa dalam rumah tangga yang harus ditaati oleh istri. Dengan kekuasaannya para suami kafir mudah sekali memurtadkan istri dari Islam dan mengajak anak-anaknya mengikuti agamanya. Dengan cara semacam ini jumlah kaum muslimin lama-kelamaan akan menjadi berkurang dan kekuatannya menjadi lemah. Hal semacam ini sudah tentu sangat membahayakan perkembangan umat Islam dan sekalipun merusak kemurnian ajaran Islam.

Karena kekuasaan dan wewenang untuk memimpin keluarga diberikan kepada suami, Islam menegaskan adanya larangan bagi kaum muslimin untuk mengawinkan perempuan-perempuan mereka dengan laki-laki non-muslim atau kafir.

Bilamana ada orang yang beranggapan bahwa tidak semua laki-laki non-muslim berusaha menghancurkan atau merusak islam, setidak-tidaknya merusak keislaman wanita muslim yang menjadi istrinya atau anak-anaknya kelak, anggapan semacam ini SALAH!!! Dikatakan demikian sebab hal tersebut bertentangan dengan penegasan Allah bahwa:
1. Orang Yahudi atau Nasrani tidak akan senang kepada orang Islam sebelum yang bersangkutan dapat dikafirkan. (Q.S. Al-Baqarah : 217)
2. Orang musyrik yang lain juga bersikap semacam hal tersebut di no.1 kepada orang Islam. (Q.S Al-Baqarah : 105)
3. Orang Islam tidak boleh berkumpul jadi satu dengan orang kafir atau musyrik. (Q.S. An-Nisaa’ : 140)
4. Orang Islam tidak boleh dipimpin oleh orang kafir dalam urusan apapun, termasuk urusan keluarga. (Q.S. Ali Imran : 118)

Wanita muslim yang kawin dengan lelaki non-muslim, apakah dia Nasrani, Hindu, budha, Kong Hu Cu, atau yang lain-lain, berarti telah melakukan yang haram. Dikatakan demikian sebab wanita muslim hanya dihalalkan bersuamikan seorang laki-laki muslim.

Wanita muslim yang melanggar ketentuan ini berarti telah melakukan perkawinan yang tidak sah walaupun menurut hukum negara perkawinannya sah. Hubungan seksual dilakukan dinilai sebagai perbuatan zina. Oleh karena itu, anak yag dilahirkan dari perkawinan semacam ini adalah anak zina.

Apabila ia bersikeras kawin dengan laki-laki non-muslim dengan mengabaikan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, yang bersangkutan telah murtad dari agamanya karena telah mengingkari ketentuan tegas dari Allah dan Rasul-Nya.

Wanita muslim yang kawin dengan laki-laki non-muslim akan mengalami kerugian duniawi dan ukhrawi. Di dunia ia akan mengalami kemerosotan aqidah sehingga kecintaannya kepada agama semakin lemah dan semangatnya untuk dekat dengan Allah semakin luntur. Kondisi kejiwaan semacam ini pasti akan menimbulkan kebimbangan dan keraguan dan akhirnya akan menimbulkan perasaan bingung dan cemas bila menghadapi problem kehidupan yang serius. Adapun kerugian ukhrawi kelak ialah dia akan menghadapi adzab dan siksa dari Allah sejak masuk ke liang kubur sampai hari kebangkitan yang kemudian diteruskan dengan adzab neraka. Kerugian semacam ini sudah pasti merupakan penderitaan mahaberat, karena yang bersangkutan tidak dapat menyelamatkan diri dari kepungan siksa dan adzab tersebut.

Setiap muslim atau orang tua atau walinya haruslah lebih dahulu mengecek keislaman laki-laki yang meminta dirinya atau anak atau perempuan dibawah perwaliannya sebagai istri.

Untuk mengetahui apakah laki-laki calon suami itu seorang muslim atau bukan, ia dapat menanyai yang bersamgkutan. Jika kurang puas dengan jawabannya, mereka dapat menyelidiki keluarganya. Jika ternyata keluarganya non-muslim, hal ini bukan berarti dirinya juga bukan muslim, sebab boleh jadi dia sendiri muslim.

Keyakinan yang bersangkutan dapat juga ditanyakan kepada tetangga dekatnya atau tokoh muslim di tempat tinggalnya atau teman-teman dekatnya yang sehari-hari mengetahui perilaku yang bersangkutan dalam beragama. Selain itu, dapat juga ia meneliti keterangan yang tercantum dalam KTP-nya (Id-Card) atau mengujinya tentang beberapa prinsip mengenai Islam.

Pertanyaan-pertanyaan prinsip itu antara lain tentang rukun islam, rukun iman, syarat-syarat sholat, shalat-shalat wajib dan jumlah raka’at tiap-tiap shalat, waktu puasa, rukun puasa, hari raya dalam Islam, dan permulaan hitungan tahun Islam. Dengan cara-cara di atas kita dapat mengetahui apakah laki-laki tersebut benar-benar muslim atau bukan.

Jika dia bukan seorang muslim, perempuan tersebut harus menolak lamarannya. Bila ternyata laki-laki tersebut mau memeluk Islam, hendaklah yang bersangkutan diuji dulu keislamannya beberapa lama sehingga dapat dibuktikan apakah dia beragama Islam secara ikhlas atukah hanya berpura-pura. Insya Allah, dengan cara ini akan dapat menghindarkan perempuan muslim dari perangkap laki-laki kafir.

Ringkasnya, perempuan muslim tidak boleh bersuamikan laki-laki non-muslim karena hal itu sudah pasti akan merusak agamanya dan melanggar larangan Allah. Menjadi istri orang kafir berarti berada di bawah kepemimpinan orang kafir yang dilarang oleh Islam dan mengingkari hukum Allah. Hal ini berarrti telah murtad dari agamanya. ***

02. Taat Beragama dan Baik Akhlaqnya

Read the rest of this entry »
Petunjuk Memilih Istri

24 April , 2008 in HIKMAH, TIPS KELUARGA | Tags: HIKMAH, memilih istri, petunjuk, tips | | 2 comments

20 Petunjuk Memilih Istri
oleh: Drs. M. Thalib

Istri yang shalih adalah perhiasan terindah bagi suaminya. Peran istri dalam kehidupan suami sangatlah besar. Istri yang shalih dapat membina rumah tangga sakinah dan penuh berkah. Istri seperti inilah yang menjadi dambaan setiap lelaki muslim.

Seperti apa istri yang shalih? Apa saja ciri-cirinya? Bagaimana mengetahuinya?

Artikel-artikel terurai menjawab semua pertanyaan tersebut berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Rasulullah SAW yang shahih. Insya Allah dengan memahaminya lelaki muslim dapat memilih istri yang shalih. Bagi wanita muslim, bisa menjadikan artikel artikel terurai sebagai pedoman untuk menjadi istri shalih.***

01. Taat Beragama
Rasulullah SAW bersabda :
“Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan :
Hadits tersebut memberikan gambaran mengenai kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan seorang lelaki dalam memilih seorang perempuan sebagai istrinya. Kriteria-kriteria tersebut adalah kecantikan, keturunan, kekayaan, dan agamanya. Orang yang mengutamakan kriteria agama, dijamin oleh Allah SWT akan memperoleh kebahagiaan dalam berkeluarga.

Agama atau diin ialah keyakinan yang disertai peribadatam sesuai dengan ketentuan syari’at Islam. Bila keyakinan dan peribadatan yang dilakukan seseorang menyimpang dari ketentuan syari’at Islam, orang yang melakukannya telah sesat. Untuk mengetahui ketaatan seseorang beragama, kita harus berpedoman pada ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Dalam memilih seorang perempuan untuk dijadikan istri, pertama kali hendaklah kita menilai ketaatannya dalam beragama seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits di atas. Tanda utama seseorang dikatakan taat beragama yaitu bila ia dapat menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar.

Orang yang beriman kepada Allah hanya meyakini ketentuan-Nya. Ia tidak akan mempercayai ramalan ahli nujum dan peramal misalnya, sebab orang yang mempercayai ramalannya berarti tidak sepenuhnya beriman kepada Allah SWT. Perbuatan seperti itu disebut SYIRIK karena berlawanan dengan keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang tahu segala yang ghaib. Orang yang berbuat syirik telah sesat.

Tanda lain seseorang dikatakan taat beragama adalah bila ia menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh Islam dengan tekun dan benar. Ibdah pokok dalam Islam dan tidak dapat ditinggalkan adalah shalat. Siapa pun yang telah memeluk Islam harus melaksanakannya. Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa shalat adalah hal yang pokok dalam Islam. Hal ini disebutkan dalam Hadits berikut: Dari Abu Hurairah Ra, ujarnya: Rasulullah SAW bersabda:
“Perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik, dia akan beruntung dan selamat. Akan tetapi, bila shalatnya tidak benar, dia akan gagal dan merugi. Jika ada yang kurang sedikit dari kewajiban yang dilakukannya, kelak Tuhu yang Maha Gagah dan Maha Mulia akan berfirman: ‘(Wahai Malaikat), perhatikanlah apa hamba-Ku ini melakukan shalat sunnah sehingga dapat menyempurnakan kekurangannya dalam melakukan shalat wajib, kemudian semua amalnya akan dihisab dengan cara seperti ini.’”
(H.R. Tirmidzi, Hadits hasan)

Maksud Hadits ini ialah seseorang dinilai taat beragama bila ia menunaikan kewajiban shalat dengan benar. Seseorang yang mengaku muslim tetapi terkadang menjalankan shalat, terkadang tidak, berarti tidak taat beragama. Bila ia melakukan shalat tetapi tidak mengikuti tuntunan Rasulullah SAW, shalatnya tidak benar. Orang semacam ini termasuk orang yang tidak taat beragama.

Seorang laki-laki yang hendak menilai ketaatan calon istrinya, haruslah lebih dulu mengerti ajaran Islam tentang keyakinan dan peribadatan secara benar sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Bila dia sendiri tidak tahu hal-hal yang menjadi ketetapan dan hal-hal yang bukan menjadi ketetapan Islam, tentu dia tidak akan bisa memilih calon istri yang taat beragama dengan benar menurut ketentuan syari’at Islam.

Kita tidak seharusnya mudah terpesona dengan penampilan seorang perempuan. Perempuan berjilbab, misalnya, dalam pergaulan sehari-hari ia ternyata bercampur dengan laki-laki bukan mahram tanpa mengindahkan batas norma pergaulan yang digariskan oleh Islam. Kita bisa menyimpulkan bahwa wanita semacam ini jelas tidak taat beragama.

Kita tidak semestinya menilai perempuan berdasarkan atas ukuran dan norma yang berlaku dalam masyarakat, karena norma yang berlaku di tengah masyarakat sering bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita harus benar-benar menggunakan kriteria yang digariskan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sejak awal memilih calon istri.

Bila langkah awal telah ditempuh dengan benar, kelak rumah tangga kita akan dapat berjalan dengan serasi, harmonis, dan dan penuh kemesraan, karena masing-masing mendasarkan langkah dan niatnya hanya karena Allah. Segala bentuk kesulitan dan goncangan dalam mengayuh bahtera rumah tangga akan dihadapi dengan penuh ketenangan dan pikiran jernih, karena kedua belah pihak selalu pasrah dan berlindung pada kehendak dan kekuasaan-Nya. Sikap semacam ini akan sangat membantu suamu istri dalam membina rumah tangga sesuai dengan keridlaan Allah SWT.

Sebaliknya, istri tidak taat beragama, yaitu istri yang mengabaikan ajaran agama, akan menyebabkan suami sulit membimbingnya dan sulit menciptakan suasana rumah tangga yang islami. Bila suami dan istri sudah berlainan langkah dalam menilai perbuatan halal dan haram atau baik dan buruk, hal ini bisa menimbulkan pertengkaran dan perpecahan dalam berumah tangga. Rumah tangga semacam ini sulit menjadi harmonis, tentram dan tenang.

Selain memberi dampak buruk bagi suami, istri yang tidak taat beragama akan memberi dampak buruk pada pendidikan anak kelak. Ia tidak akan mendorong anaknya untuk taat shalat dan rajin mengaji, tidak membiasakan salam ketika keluar masuk rumah, tidak tahu membedakan najis dan suci, dan lain-lain. Anak-anak yang tidak mengenal aturan agama semacam ini kelak setelah besar mungkin sekali mudah terpengaruh oleh pergaulan yang buruk sehingga menjadi orang yang rusak akhlaqnya dan mengabaikan agama. Oleh karena itu, besar sekali bahaya istri yang tidak taat beragama untuk menjadi ibu bagi anak-anak kita.

Agar kita dapat membentuk rumah tangga yang diridlai oleh Allah dan memperoleh kebahagiaan sepanjang hayat sebelum mengambil seorang perempuan menjadi istri kita perlu mengetahui ketaatannya dalam beragama. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Mengamati caranya berpakaian, berias dan bergaul apakah sesuai dengan ketentuan Islam atau tidak. Misalnya, mengamati apakah ia memakai muslimah atau tidak, bersolek atau tidak, berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahram atau tidak.
2. Menanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, seperti kerabat dekat, tetangga dekat, atau teman-teman dekat tentang ketaatannya menjalankan shalat 5 waktu, ketaatannya menjalankan puasa Ramadhan, sikapnya kepada tetangga atau para kerabatnya, sikapnya kepada orang yang lebih tua, dan lain-lain.
3. Datang sendiri kepada keluarga perempuan untuk melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung. Dalam pertemuan ini, perempuan yang diinginkan harus disertai dengan anggota laki-laki keluarganya, sehingga tidak terjadi khalwat (berduaan). Pada saat inilah kita bisa meneliti berbagai hal yang ingin diketahui dari perempuan tersebut agar kita memperoleh gambaran yang jelas.

Cara-cara semacam inilah yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimin dalam menyediliki calon istrinya. Kita tak boleh melakukan cara-cara di luar Islam, seperti berpacaran atau berkenalan di tengah jalan. Cara semacam ini sama sekali tidak dibenarkan.

Ringkasnya, Laki-laki yang ingin membangun rumah tangga bahagia dan penuh kesejateraan di dunia dan di akhirat hendaklah memilih perempuan yang taat beragama untuk dijadikan istri. Insya Allah hidupnya akan bahagia.***

DETIK-DETIK WAFAT-NYA ROSULULLAH

makam rasulOleh: Dr. H. Rusli Hasbi, MA

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan menerima wahyu yang pertama sewaktu beliau berada di gua Hira’. Sejak itu beliau mulai berdakwah memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk Mekkah. Selama 13 tahun berkecimpung dalam dakwah, mempertahankan, dan memperjuangkan syiar Allah di Mekkah tidak sedikit tantangan dan rintangan yang beliau hadapi. Beratnya tantangan yang dihadapi menyebabkan beliau hijrah ke Madinah dan di sana beliau diterima dengan tangan terbuka. Beliau berdakwah di Madinah kurang lebih selama 10 tahun, sehingga akhirnya Islam menjadi agama yang sempurna dan diterima luas oleh masyarakat.

Masa Sakit
Akhirnya pada tahun 11 Hijrah, pada awal bulan Rabi’ul Awwal Rasulullah mulai sakit-sakitan. Meskipun dalam kondisi sakit beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah dengan para sahabat di masjid. Ini yang perlu kita garis bawahi. Dalam kondisi sakit pun Rasulullah tetap melakukan shalat berjamaah di masjid. Hal ini sangat berbeda dengan yang kita lakukan sekarang. Jangankan dalam kondisi sakit, ketika sehat pun kita sangat jarang berhubungan dengan masjid.

Sebenarnya Nabi telah memberikan isyarat kepada para sahabat bahwa sakitnya tersebut adalah sakit yang akan membawanya kapada kematian. Namun, para sahabat tidak menyadarinya kecuali Abu Bakar r.a.. Suatu hari setelah shalat berjamaah beliau naik ke mimbar untuk menyampaikan sesuatu. Setelah memuji Allah dan berselawat kepada diri dan keluarganya, beliau berkata:

Innallaha khayyara ‘abdan baina ad-dunya wabaina ma ‘indahu. Fa ikhtara zalika al-’abdu ma ‘indallahi…. “Sesungguhnya Allah telah memberikan pilihan kepada seorang hamba untuk memilih antara kehidupan dunia dan apa yang ada di sisi-Nya di kehidupan akhirat. Hamba tersebut memillih apa yang ada di sisi Allah di kehidupan akhirat.”

Tidak satupun dari sahabat yang hadir mengerti bahasa yang disampaikan Nabi tersebut. Hanya Abu Bakar yang menangis tersedu-sedu karena hati dan perasaan beliau yang begitu dekat dengan Nabi. Hatinya berkata bahwa Nabi akan segera berpulang menghadap sang Khalik. Abu Bakar tahu bahwa hamba yang dimaksud adalah Nabi sendiri dan hari-hari beliau yang tersisa tinggal sedikit. Beberapa hari kemudian sakit Nabi bertambah parah dan beliau tidak sanggup lagi bangun dari tempat tidur. Nabi lalu meminta Abu Bakar untuk menjadi imam menggantikannya. Lihatlah betapa dalam kondisi sakit parah sekalipun Rasulullah tetap memikirkan umatnya.

Masa-masa Kritis

Di tengah masa-masa kritisnya, Nabi meminta izin kepada isteri-isterinya untuk tinggal di tempat Aisyah, seorang isteri yang paling disayangi di antara beberapa isteri beliau. Beliau dirawat oleh Aisyah dan Fatimah putri kesayangannya. Fatimah adalah satu-satunya anak Nabi yang masih hidup pada waktu itu. Selama sakit, setiap hari Fatimah menjenguk ayahnya dan biasanya tiap kali ia memasuki kamar Nabi, beliau selalu berdiri menyambutnya dan mengajaknya duduk di sampingnya. Begitu besar cintanya kepada Fatimah. Di sini ada satu lagi pelajaran. Seorang Nabi berdiri menyambut kedatangan anaknya, bukan seperti kita yang tidak bergerak menunggu anak datang mencium tangan kita. Rasulullah tidak demikian, dia berdiri dan menghampiri anaknya yang datang.

Namun pada hari wafatnya Nabi tidak sanggup lagi untuk bangun menyambutnya. Akhirnya, Fatimah pun duduk di samping beliau. Nabi kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Fatimah menangis, sesaat kemudian Nabi berkata-kata lagi dan kali ini Fatimah tersenyum. Di kemudian hari setelah Nabi wafat Fatimah ditanya tentang apa yang dibisikkan Nabi kepadanya. Fatimah berkata, “Ayah memberitahuku bahwa ini adalah sakitnya yang terakhir, akupun menangis karena sedih. Sesaat kemudian ayah mengatakan bahwa aku adalah orang pertama yang akan menyusulnya, lalu akupun tersenyum karena gembira”. Sungguh sebuah percakapan yang mengharukan antara ayah dan anak.

Pada saat sakaratul maut, Nabi berusaha menahan rasa sakitnya dengan mengusap-usap wajahnya dengan air yang tersedia dalam mangkok di sampingnya sambil berkata Allahumma a’inni ‘ala sakaratil maut ..”Ya Allah bantulah aku dalam menghadapi sakitnya sakaratul maut”. Saat itu kepala beliau berada dalam pangkuan Aisyah isterinya tercinta. Aiyah mendengar Rasul berujar bal ar-rafiq al-’ala (Hanya Tuhanku yang Maha Tinggi dan Agung). Dengan terharu Aisyah berkata, “Engkau telah diberikan pilihan dan inilah pilihanmu, Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran”. Sesaat kemudian Rasulpun menghadap sang Khalik dengan tenang dan diiringi oleh isteri dan anaknya tercinta serta puluhan sahabat yang menunggu di luar rumah.

Setelah Rasulullah Meninggal

Berita wafatnya Nabi dengan segera menyebar ke masyarakat. Kaum muslimin berduyun-duyun mendatangi rumah Rasulullah dengan perasaan sedih, bingung dan histeris. Bahkan ada yang tidak bisa menerima dan percaya bahwa Nabi sudah tiada, termasuk Umar bin Khattab. Dengan menghunus pedang, Umar mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan Rasulullah sudah meninggal. Umar histeris sambil mengatakan bahwa Nabi tidak meninggal tetapi Nabi hanya pergi sebentar menemui Allah dan akan kembali kepada umatnya, seperti yang terjadi ketika Nabi Musa bin Imran yang pergi meninggalkan kaumnya dan kembali lagi setelah 40 hari. Lihatlah betapa dalam rasa cinta sahabat terhadap Nabi. Wafatnya Rasulullah bisa menghilangkan akal sehat seorang Umar yang terkenal tegas dan keras.

Sesaat kemudian Abu Bakar masuk dan membuka kain penutup wajah Nabi, mengecupnya lalu menangis tersedu-sedu. Abu Bakar berkata “Demi ayah dan ibuku, engkaulah yang terbaik dalam hidup dan matimu. Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak akan pernah menyakitimu”. Itulah ungkapan hati dari seorang penasehat, sahabat, mertua, dan sekaligus pengikut setia.

Abu Bakar kemudian keluar rumah dan meminta kaum muslimin yang hadir untuk duduk. Mereka pun menurutinya, kecuali Umar r.a. yang masih belum bisa mengendalikan emosinya. Abu Bakar meminta Umar untuk duduk, maka ia pun menurutinya. Lalu Abu Bakar berpidato, “Siapa saja yang menyembah Muhammad maka ketahuilah bahwa Muhammad telah tiada. Dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup dan tidak akan pernah mati.” Kemudian ia membacakan ayat Al-Quran Surah Ali ‘Imran ayat 144 yang bunyinya: wama Muhammadun illa Rasulun qad khalat min qablihi ar-rusulu. Afa-in mata aw qutila inqalabtum ‘ala a’qabikum. Wa man yanqalibu ‘ala a’qibaihi falan yadhurru allaha syai-an wa sayajzi allahu asy-syakirina. Artinya: “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berpaling ke belakang (murtad)?. Barangsiapa yang berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Mendengar pidato Abu Bakar tersebut, kaum muslimin pun menangis sedih dan akhirnya mereka menyadari bahwa inilah kehendak Allah yang harus mereka terima.

Nabi meninggal pada usia 63 tahun dengan tidak meninggalkan harta benda berharga apapun. Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin hebat, tetapi hidupnya sangat sederhana. Hal ini semestinya menjadi contoh bagi pemimpin sekarang. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan petunjuknya kepada kita semua.

Kesimpulan

Kisah di atas menyajikan banyak pelajaran buat kita, di antaranya:

Sakit bukan alasan untuk meninggalkan shalat. Banyak di antara kaum muslimin yang selama usia sehatnya selalu rajin ke masjid mendirikan shalat, tetapi beberapa hari menjelang kematiannya secara total meninggalkan shalat. Sikap meninggalkan shalat semacam ini sangat disayangkan

Ketika Nabi SAW ditawarkan sebuah pilihan: kehidupan di dunia atau kehidupan di sisi Allah, Nabi SAW dengan tidak ragu-ragu memilih yang kedua. Inilah sikap muslim yang selalu dekat dengan Allah, dan inilah pula sikap yang benar (bukannya malah takut mati seperti umumnya manusia sekarang.)

Nabi SAW menunjukkan kasih sayang pada anak dan terus menjaga hubungan baik dengan anaknya. Orangtua harus meniru sikap Nabi menyayangi dan menghargai anak-anak, tidak hanya dengan berdiri menyambut kedatangan mereka tetapi juga dalam arti seluas-luasnya.

Keluarga Nabi seluruhnya hadir pada detik-detik Rasulullah menghembuskan nafas yang terakhir. Usahakan ini pulalah kondisi keluarga kita pada saat salah seorang dari anggota keluarga kita akan menjumpai Tuhannya. Anak jangan sampai tidak menemani orangtuanya yang sakaratul maut, walaupun harus meninggalkan pekerjaan yang nilainya berpuluh-puluh milyar sekalipun. Jadilah anak yang shaleh dengan berusaha hadir di samping orangtua saat sakaratul maut, jangan hanya mendengar dari jauh kabar kesakitan dan kematiannya.

Kita boleh bersedih dan menangis di saat orang dekat kita menghadapi sakaratul maut atau meninggal dunia. Tapi jagalah perasaan sedih tersebut, jangan sampai berlebih-lebihan seperti meratapi si mayat atau memukuli diri sendiri.

Seperti dicontohkan Nabi, hanya keluarga dekat sajalah yang menemani saat-saat terakhir anggota keluarga kita. Teman-teman, anggota masyarakat, tetangga cukup menunggu di luar. Tidak usah bergabung beramai-ramai menyaksikan orang yang sedang menjelang ajal.

Dalam menghadapi sakaratul maut mintalah agar disediakan air untuk mengusap wajah sambil membaca Allahumma a’inni ‘ala sakaratil maut. Mudah-mudahan Allah mengurangi sakitnya sakaratul maut.

Sekeras apapun kepribadian Anda, hendaklah Anda tunduk kepada kebenaran. Umar langsung menjadi “dingin” dan menerima berita kematian Rasulullah setelah mendengar ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan adanya kematian bagi Rasul. Hati seorang mukmin seyogyanya lembut sekeras apapun watak dan perilakunya.

Contohlah kehidupan sederhana Rasulullah. Jangan terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia sehingga kita terjauh dari nilai-nilai hidup sederhana yang dicontohkan Rasulullah. Sukses tidak ditentukan oleh kemewahan duniawi, tapi oleh kedekatan seseorang dengan Allah SWT. (25/e)

Saya mohon ijin Bapak Ustadz untuk posting artikelnya yang sangat bermanfaat di blog ini. Hanya untuk maksud da’wah semata-mata. Semoga menjadi amal jariyah Pak Ustadz. Terima kasih ruslihasbi.wordpress.com

CIRI-CIRI WANITA PENGHUNI SYURGA

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmat an Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?(QS. Muhammad : 15)

Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilihdan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :

Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS. Ar Rahman : 56)

Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Ar Rahman : 58)

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)


Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmat an Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?(QS. Muhammad : 15)

Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilihdan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :

Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS. Ar Rahman : 56)

Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. Ar Rahman : 58)

Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi
penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat- Nya, Kitab-Kitab- Nya, Rasul-Rasul- Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.

12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13).

SITI FATIMAH AZZAHRA AS.

Siti Fatimah Azzahra as, adalah putri bungsu kesayangan Rasulallah s.a.w. Siti Fatimah Azzahra, adalah putri teladan. Ketaatan dan kesetiaannya kepada ayah dan bundanya adalah menjadi contoh teladan yang baik sekali bagi seluruh wanita. Siti Fatimah Azzahra telah mengorbankan seluruh hayatnya untuk kepentingan Islam dan Ummatnya. Siti Fatimah dengan setianya mendampingi suaminya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dalam keadaan suka dan duka. Belau telah berhasil mendidik kedua anandanya Hasan dan Husain dengan akhlak dan budiperkerti yang mulia. Siti Fatimah senantiasa berusaha membantu fakir miskin dan mereka yang sangat mengharapkan pertolongan.

Siti Fatimah Azzahra dibesarkan dalam asuhan dan didikan langsung ayahandanya yang tercinta Rasulallah s.a.w. Kasih sayang dan kecintaan Nabi s.a.w. kepada Siti Fatimah Azzahra, terutama disebabkan tingkah laku dan tabiatnya banyak mirip dengan ayahandanya.

Hidup zuhud dan tekun beribadah adalah sifat yang dimiliki Fatimah Azzahra. Beliau menghayati hubungan yang ikhlas dengan Allah s.w.t. Sifat mulia yang dimilikinya sebagaimana telah diceritakan oleh Asma binti Umais, “Pada suatu hari aku berada dirumah Siti Fatimah Azzahra.Tiba-tiba ketika itu Rasulallah s.a.w. datang ke rumah Siti Fatimah. Ketika itu Sitti Fatimah memakai seuntai kalung emas pemberian suaminya Imam Ali bin Abi Thalib k.w. Ketika Rasulullah melihat kalung itu, lalu Nabi s.a.w.bersabda, “Hai anakku apakah engkau bangga disebut orang sebagai putri Muhammad, sedangkan engkau sendiri memakai jaababirah ? “(perhiasan yang biasa dipakai oleh putri bangsawan). Ketika itu juga Siti Fatimah melepaskan kalungnya itu, dan menjualnya. Hasil dari harga kalung tersebut Siti Fatimah membeli seorang hamba dan hamba tersebut dimerdekakan. Ketika Rasulallah s.a.w mendengar berita tersebut Nabi s.a.w. amat bergembira dan mendo’akan Siti Fatimah sekeluarga.

Dalam peristiwa lainnya yang diriwayatkan oleh Thuban, ia berkata, “Ketika Rasulallah s.a.w. pulang dari suatu peperangan, seperti biasanya Nabi s.a.w. singgah ke rumah anakandanya Siti Fatimah, ketika itu Nabi s.a.w. melihat kedua-dua cucundanya memakai gelang perak. Nabi s.a.w. tidak jadi singgah, dan Nabi terus pulang kerumahnya.

Mengetahui hal tersebut Siti Fatimah menyadari bahawa Nabi tidak jadi singgah, disebabkan perhiasan yang dipakai oleh kedua-dua cucunya itu. Lalu Siti Fatimah Azzahra dengan tidak ragu-ragu lagi membuka perhiasan gelang yang dipakai oleh kedua anaknya itu dan dihancurkan sehingga berkeping-keping. Hal tersebut menyebabkan saidina Hasan dan Husain menangis, meskipun dipungut kembali kepingan gelang perak itu dan diserahkan kepada Saidina Hasan dan saidina Husain, yang ketika itu belum tahu apa-apa.

Kedua mereka sambil menangis mendatangi Kakeknya, Nabi s.a.w. Rasulullah s.a.w. mengambil kedua kepingan gelang itu dan menyuruh Thuban pergi membelikan gantinya, untuk Siti Fatimah sebuah kalung dari ashab (sejenis benang yang dipilin) dan dua gelang yang terbuat dari gading untuk cucundandanya.

Sambil Nabi s.a.w.bersabda:

” Mereka itu Ahlul Baiytku, aku tidak ingin mereka kehilangan kebajikan karena masaalah duniawi ini…!” (Riwayat Thuban diungkapkan oleh At-Thabbarry dalam kitabnya “Siratul Mustafa”.)

Siti Fatimah Azzahra meningkat dewasa bersamaan dengan pertumbuhan Islam disaat-saat menghadapi berbagai halangan dan rintangan dan disaat-saat amat genting. Siti Fatimah Azzahra dilahirkan pada hari Juma’at 20 Jumadil akhir tahun kelima sebelum Nabi s.a.w.menjadi Rasul. Ketika itu kaum Quraish sedang memperbaiki dan membangun kembali ka’bah disebabkan banyak kerusakan pada bangunan tersebut.

Siti Fatimah putri kesayangan Nabi s.a.w. mendapat gelaran Assidiqah (wanita terpercaya), Athahirah (wanita suci) al-Mubarakah (yang diberikahi Allah) dan yang paling sering disebutkan adalah Fatimah Azzahra (bunga yang mekar semerbak).

Jutaan Muslimat Ummat Nabi s.a.w. kemudian ramai yang menamakan putri mereka dengan Fatimah. Siti Fatimah Azzahra, lahir dan dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh ayahandanya Muhammad s.a.w. Siti Fatimah dilahirkan dan dibesarkan ditengah keluarga suci. Siti Fatimah Azzahra menyaksikan sendiri betapa halangan dan rintangan yang telah dihadapi ayahandanya dalam memperjuangkan Islam. Pernah ketika Nabi s.a.w. dihina, dimaki hamun, malah diletakkan najis binatang ketika Nabi s.a.w. sedang sujud, menyembah Allah s.w.t., dengan tangisan kesedihan Siti Fatimah membersihkan tubuh Nabi s.a.w. dari kotoran yang taburkan oleh kaum Qurraish.

SEBAIK-BAIKNYA MANUSIA ADALAH YANG BANYAK MANFAATNYA BAGI ORANG LAIN

Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang diperlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.

Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, ” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari).
Seakan hadis ini mengatakan bahwa jikalau ingin mengukur sejauhmana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauhmana nilai manfaat diri ini? Kalau menurut Emha Ainun Nadjib, harusnya tanyakan pada diri ini apakah kita ini manusia wajib, sunat, mubah, makhruh, atau malah manusia haram?

Apa itu Manusia Wajib? Manusia wajib ditandai jikalau adanya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, bahkan perilakunya membuat hati orang disekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang ‘Manusia Wajib’, diantaranya dia seorang pemalu yang jarang mengganggu orang lain, sehingga orang lain merasa aman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada hanya berbicara.

Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat nikmat kalau ia berbuat kebaikan. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Sama sekali bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah tamah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, Subhanallah demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa ter ngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga kalbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat dan kalau tidak ada, siapapun akan merasa kehilangan. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

Kalau Orang yang Sunah, keberadaannya bermanfaat, tapi kalaupun tidak ada tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati lagi. Seperti halnya, kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga kalbu siapapun.

Sedangkan Orang yang Mubah ada dan tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, dan tidak juga membawa mudharat.

Adapun Orang yang Makruh, keberadaannya justru membawa mudharat dan kalau dia tidak ada tidak berpengaruh. Artinya, kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang. Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi seketika klakson dibunyikan tanda bahwa ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

Seorang anak yang makruh, kalau pulang sekolah justru masalah pada bermunculan, dan kalau tidak pulang suasana malah menjadi aman tentram. Ibu yang makruh diharapkan anak-anaknya untuk segera pergi arisan daripada ada di rumah. Sedangkan karyawan yang makruh, kehadirannya di tempat kerja hanya melakukan hal yang sia-sia daripada bersungguh-sungguh menunaikan tugas kerja.

Lain lagi dengan Orang bertipe Haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika saja dia pergi ngantor, justru perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya. Masya Allah, tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anak yang menguntungkan orang tua atau malah hanya jadi benalu saja? Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makhruh, atau haram? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-ibu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing, apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya manfaat tidak kita ini? Bagi ayah cobalah mengukur diri, saya ini seorang ayah atau seorang gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat? Kepada para mubaligh, harus bertanya? benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja?

Nampaknya, saat bercermin seyogyanya tidak hanya memperhatikan wajah saja, tapi pandanglah akhlak dan perbuatan yang telah kita lakukan. Sayangnya, jarang orang berani jujur dengan tidak membohongi diri, seringnya malah merasa pinter padahal bodoh, merasa kaya padahal miskin, merasa terhormat padahal hina. Padahal untuk berakhlak baik kepada manusia, awalnya dengan berlaku jujur kepada diri sendiri.

Kalaupun mendapati orang tua kita berakhlak buruk. Sadarilah bahwa darah dagingnya melekat pada diri kita, karenanya kita harus berada di barisan paling depan untuk membelanya demi keselamatan dunia dan akhiratnya. Bagi orang tua yang belum Islam, kewajiban seorang anaklah yang bertanggung jawab mengikhtiarkannya jalan hidayah. Apabila orang tua berlumur dosa dan belum mau melakukan shalat, maka seorang anaklah yang berada pada barisan pertama membantu orang tua kita menjadi seorang ahli ibadah dan ahli taubat.

Ingatlah, walau bagaimanapun kita punya hutang budi pada orang tua kita. Keburukan yang ada pada mereka, jangan menjadikan kebencian, jangan pula menyalahkan dan menyesali diri, “Kenapa saya lahir dari orang tua yang sudah cerai?” misalnya. Atau adapula anak yang sibuk menyalahkan diri, karena tidak pernah tahu keberadaan orang tuanya. Sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah jika hanya menyalahkan keadaan. Lebih baik kita tanyakan pada diri ini, apakah sudah punya manfaat tidak kita ini? Makin banyak manfaat yang kita lakukan dengan ikhlas, Insya Allah itulah rizki kita.

Begitu pula terhadap lingkungan, kita harus punya akhlak tersendiri. Seperti pada binatang, kalau tidak perlu tidak usah kita menyakitinya. Ada riwayat seorang ibu ahli ibadah, tapi Allah malah mencapnya sebagai ahli neraka. Mengapa? Ternyata karena si ibu ahli ibadah ini pernah mengurung kucing dalam sebuah tempat, sehingga si kucing tidak mendapatkan jalan keluar untuk mencari makan, padahal oleh si ibu tidak pula diberi makan, sampai akhirnya kucing itu mati. Karenanya, walau si ibu ini ahli ibadah, tapi Allah melaknatnya karena akhlak pada makhluknya jelek.

Kadang aneh kita ini, ketika duduk di taman nan hijau, entah sadar atau tidak kita cabuti rumput atau daun-daunan yang ada tanpa alasan yang jelas. Padahal rumput, daun, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di alam semesta ini semuanya sedang bertasbih kepada-Nya. Yang paling baik adalah jangan sampai ada makhluk apapun di lingkungan kita yang tersakiti. Termasuk ketika menyiram atau memetik bunga, tanaman, atau tumbuhan lainnya, hendaklah dengan hati-hati, karena tanaman juga mengerti apa yang dilakukan kita kepadanya. Dikisahkan ketika Nabi SAW pindah mimbar, yang asalnya menyandar pada sebuah pohon kurma, maka pohon kurma itu diriwayatkan sangat sedih dan menangis, karena ia telah ditinggalkan sebagai alat bantu Rasulullah SAW dalam menyampaikan ilmu kepada para sahabatnya.

Kejadian lain adalah ketika seorang hamba yang shalih dihampiri seekor singa yang mengaum-ngaum seakan hendak menerkamnya. Tentu saja semua orang yang melihat kejadian ini berlari ketakutan. Anehnya, hamba yang shalih ini sama sekali tidak kelihatan merasa takut, kenapa? Karena dia yakin bahwa singa juga makhluk dalam genggaman Allah dan sama-sama sedang bertasbih kepada-Nya. Seraya mengajak berbicara layaknya pada makhluk yang bisa diajak bicara, “Mau apa kesini? Kalau tidak ada kewajiban dari Allah dan hanya untuk mengganggu masyarakat, alangkah baiknya engkau pergi”, maka pergilah singa itu, Subhanallah. Demikianlah, orang yang takutnya hanya kepada Allah, makhluk pun tunduk kepadanya.

Seperti halnya ketika ada ular di halaman rumah, maka bagi orang yang akhlaknya baik dan dia merasa tidak terganggu, sama sekali dia tidak akan membunuhnya, malah ditolongnya si ular ini untuk bisa kembali ke habitatnya, itu yang lebih baik. Kalaupun dirasa mengganggu sehingga tidak ada jalan lain kecuali harus dibunuh, maka ia akan membunuhnya dengan cara terbaik, dan tidak lupa disebutnya asma Allah. Jadilah proses membunuh ular ini sebagai ladang amal.

Betapa indah pribadi yang penuh pancaran manfaat, ia bagai cahaya matahari yang menyinari kegelapan, menjadikannya tumbuh benih-benih, bermekarannya tunas-tunas, merekahnya bunga-bunga di taman, hingga menggerakkan berputarnya roda kehidupan. Demikianlah, cahaya pribadi kita hendaknya mampu menyemangati siapapun, bukan hanya diri kita, tetapi juga orang lain dalam berbuat kebaikan dengan full limpahan energi karunia Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah energi-Nya, Subhanallah. Ingatlah, hidup hanya sekali dan sebentar saja, sudah sepantasnya kita senantiasa memaksimalkan nilai manfaat diri ini, yakni menjadi seperti yang disabdakan Nabi SAW, sebagai Khairunnas. Sebaik-baik manusia! Insya Allah.

CIRI-CIRI WANITA SHOLIHAH

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t. . Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja, iaitu:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:

1- Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah s.w.t. ?
i) Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
ii) Wajib menutup aurat
iii) Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
iv) Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki ajnabi kecuali ada bersamanya mahramnya.
v) Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan takwa
vi) Berbuat baik kepada dua ibu bapa
vii) Senantiasa bersedekah baik itu dalam keadaan susah ataupun senang
viii) Tidak berkhalwat dengan lelaki ajnabi
ix) Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami
i) Memelihara kewajipan terhadap suami
ii) Senantiasa menyenangkan suami
iii) Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya semasa suami tiada di rumah.
iv) Tidak cemberut di hadapan suami.
v) Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
vi) Tidak keluar tanpa izin suami.
vii) Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
viii) Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
ix) Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
x) Senantiasa memelihara diri, kebersihan fisikal dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga.

SYAFAAT RASUL

Banyak hal tentang syafaat yang disalahpahami oleh umat. Bahasan lanjutan ini akan mengupas lebih dalam bagaimana sesungguhnya hakekat syafaat.

Para ulama memasukkan pembahasan ini dalam pembahasan aqidah dan orang-orang yang menyelewengkannya dengan menyimpangkan hakikat syafaat, bakal disikapi dengan keras. Di antara mereka yang menyelewengkannya, ada yang ifrath (berlebihan) dalam memaknainya hingga jatuh dalam syirik besar. Ada juga yang menempuh jalan tafrith (meremehkan) permasalahan, bahkan menyimpangkannya hingga terjatuh dalam sikap menolak sebagian syafaat.

Berdasarkan hal ini, para ulama menyebutkan kaidah-kaidah yang terkait dengan syafaat di dalam kitab mereka. Di antaranya:

1. Al-Imam Ahmad mengatakan: “Beriman dengan syafaat Nabi dan beriman dengan adanya suatu kaum yang telah masuk neraka dan telah terbakar serta menjadi arang, kemudian mereka diperintah menuju sebuah sungai yang berada di pintu surga –seperti disebutkan dalam riwayat tentang hal ini– dan (kita imani) bagaimana dan kapan terjadinya. Terhadap yang demikian kita hanya beriman dan mempercayai.” (Ushulus Sunnah Lil Imam Ahmad hal. 32)

2. Abu Ja’far Ath-Thahawi mengatakan: “Dan syafaat yang dipersiapkan untuk mereka kelak adalah haq (benar adanya), sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits.” (Lihat matan Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah, masalah ke-41)

3. Abu ‘Utsman Isma’il bin Abdurrahman Ash-Shabuni berkata: “Ahli agama dan Ahlus Sunnah mengimani syafaat Rasulullah bagi pelaku dosa dari kalangan orang-orang yang bertauhid dan pelaku dosa besar (lainnya), sebagaimana telah diberitakan Rasulullah dalam hadits yang shahih.” (Lihat ‘Aqidatus Salaf Ashabil Hadits hal. 76)

4. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi mengatakan: “Nabi kita Muhammad akan memberikan syafaat kepada para pelaku dosa besar yang telah masuk neraka agar mereka bisa keluar setelah mereka terbakar dan menjadi arang, kemudian masuk ke dalam surga. Dan para nabi, orang-orang yang beriman serta malaikat akan memberikan syafaat (dengan seizin Allah). Allah berfirman:

وَلاَ يَشْفَعُوْنَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُوْنَ

“Dan mereka tidak akan sanggup memberikan syafaat melainkan untuk orang yang Allah ridhai; dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada Allah.” (Al-Anbiya`: 28)

Adapun orang-orang kafir, tidak akan bisa merasakan syafaat orang yang memberi syafaat.” (Syarah Lum’atil I’tiqad, hal. 128)

Para ulama Ahlus Sunnah mengimani bahwa Rasulullah akan memberikan syafaat bagi seluruh umat pada hari kiamat nanti, sebagai syafaat yang menyeluruh. Dan bahwa beliau akan memberikan syafaat bagi pelaku dosa dari umat beliau sehingga mengeluarkan mereka setelah menjadi arang. (Lihat ‘Aqa`id A`immatis Salaf, hal. 113)

Mengapa ketika berbicara tentang syafaat, para ulama menitikberatkan pembahasan pada masalah syafaat bagi pelaku dosa besar?

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin telah menjawabnya dengan mengatakan: “Ibnu Katsir dan pensyarah kitab Ath-Thahawiyyah mengatakan: ‘Maksud ulama salaf meringkas pembahasannya dalam masalah syafaat hanya kepada pelaku dosa besar adalah sebagai bantahan terhadap Khawarij dan kalangan Mu’tazilah yang mengikuti konsep mereka (karena dua kelompok ini mengingkari syafaat tersebut, ed)’.” (Syarah Lum’atil I’tiqad hal. 129)

Milik Siapakah Syafaat?
Syafaat adalah milik Allah semata, dan semua urusannya kembali kepada Allah. Dialah yang akan memberikan izin kepada siapa yang dikehendaki-Nya untuk mendapatkan dan memberikannya. Allah berfirman:

قُلْ للهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا

“Katakan bahwa syafaat itu semuanya milik Allah.” (Az-Zumar: 44)

Ibnul Jauzi dalam tafsirnya mengatakan: “Seseorang tidak akan sanggup memilikinya melainkan dengan kehendak-Nya. Dan seseorang tidak akan bisa memberikan syafaat melainkan dengan izin-Nya.” (Zadul Masir hal. 1232)

Berdasarkan hal ini, maka meminta syafaat kepada selain pemiliknya merupakan kesyirikan yang sangat besar. Ora ng yang memintanya kepada selain Allah akan terhalangi untuk mendapatkannya kelak di sisi Allah. Karena orang yang akan mendapatkannya adalah orang yang bersih dari kesyirikan dan mereka yang diridhai.

Apakah Hamba akan Bisa Memberikan Syafaat?
Telah dijelaskan Rasulullah dalam Sunnahnya bahwa selain Allah bisa memberikannya, namun tetap tidak terlepas dari kehendak Allah dan harus terpenuhi syaratnya. Mereka adalah para nabi, malaikat, orang-orang yang beriman, dan anak-anak terhadap kedua orang tuanya.
Rasulullah bersabda:

فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: شَفَعَتِ الْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّوْنَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُوْنَ وَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

“Allah berfirman: Malaikat akan memberikan syafaat, para nabi memberikan syafaat, dan kaum mukminin akan memberikan syafaat, dan tidak tersisa kecuali milik Allah.”1

Rasulullah bersabda:

إِنَّ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَشْفَعُ لِلْفِئَامِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلْقَبِيْلَةِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلْعُصْبَةِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلرَّجُلِ حَتَّى يَدْخُلُوا الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya dari umatku ada orang yang akan memberikan syafaat kepada sekelompok orang. Dan di antara mereka ada juga yang akan memberikan syafaat kepada sebuah qabilah. Dan di antara mereka ada yang memberikan syafaat kepada al-’ushbah2. Dan di antara mereka ada yang akan memberikan syafaat kepada satu orang, sehingga mereka masuk surga.”3

Rasulullah bersabda:

مَا مِنَ النَّاسِ مِنْ مُسْلِمٍ يُتَوَفَّى لَهُ ثَلاَثٌ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

“Tidaklah seorang muslim ditinggal tiga anaknya yang mati belum baligh melainkan Allah akan masukkan dia ke dalam surga dengan keutamaan rahmat-Nya kepada mereka.” 4

Dan semua hadits yang menjelaskan tentang syafaat memperkuat bahwa di antara hamba-hamba Allah ada yang akan memberikan syafaat di sisi-Nya

LOWONGAN DIAKHIRAT

Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan. Lowongan ini terbuka bagi semua orang tanpa pengecualian, tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi. Lowongan ini terbuka bagi semua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak, perampok, koruptor, pembunuh, pendeta, kyai, para dermawan, dll. Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang disediakan, bahkan yang tidak melamar sekalipun pasti diterima !

LOWONGAN DISEDIAKAN UNTUK 2 POSISI :
A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

UNTUK POSISI A DISEDIAKAN FASILITAS DAN KOMPENSASI SBB :

Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi, kandidat dijamin akan memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :
1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim). Nikmat yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’ Allah, inilah puncak segala kenikmatan, inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia, yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

UNTUK POSISI B DIPASTIKAN AKAN MENIKMATI BERAGAM KESEMPATAN DIBAWAH INI

Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun akan merasa lega.

Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng). Rasulullah saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan (tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, “Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali, dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat” M(HR Muslim). Rasulullah saw bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah. Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk menyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.

Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan tahun, yaitu :

1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selama bertahun-tahun hingga ribuan tahun di alam barzakh tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.
2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun, dalam suasana kepanikan dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dan saudara-saudara kita tak mampu menolong kita karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Bahkan para nabipun tidak mampu menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat padanya.

SYARAT-SYARAT PELAMAR

- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi.
- Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

WAKTU WAWANCARA :

Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda. Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal). Perlu diketahui jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam kandungan ibu.

Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

LOKASI DAN LAMA WAWANCARA

Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya.

Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan) selama beberapa hari hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta pertanggungjawabannya).

PEWAWANCARA:

Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh sang Penguasa Hari Kemudian

WAWANCARA HANYA BERISI 6 PERTANYAAN :

1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?

Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

CARA MELAMAR:

Sekali lagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu melamar, siapa saja dijamin diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk sekaliber malaikat yang bernama Izroil. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi sebentar lagi).

BENARKAH LOWONGAN INI ?

Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita ketahui, apalagi mengenai akhirat.

Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini. Tidak sadar ia bahwa dirinya sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.

MAU MELAMAR KE POSISI B ?
Mudah saja, hiduplah sesuka anda…

sumber: